Kamis, 28 Februari 2013

Air Terjun Sri Gethuk, Pesona Memukau Di Tengah Gersangnya Pegunungan Kapur



Mendengar kata Gunungkidul pasti akan terbayang pantai Kukup atau Baron yang terkenal akan keindahannya itu. Atau malah membayangkan kegersangan pegunungan seribu tersebut? 


Tapi jangan salah sangka bro... Dibalik kegersangan pegunungan seribu ternyata Kabupaten Gunungkidul menyimpan berjuta keindahan yang masih belum terekspos oleh dunia luar. Contohnya aja Goa Pindul yang baru-baru ini sedang naik daun. Atau Pantai Indrayanti yang terkenal keindahan dan kealamiannya.

Namun bro... Perlu diketahui juga, ternyata di samping itu Gunung Kidul juga menyimpan keindahan air terjunnya. Air terjun Sri Gethuk salah satunya. Di tengah-tengah kegersangan yang tak terbayangkan, di situlah tersimpan keeksotikan indahnya air terjun Sri Gethuk yang masih alami dan belum terjamah oleh tangan-tangan jahil manusia.

Letaknya Dimana?
Air terjun Sri Gethuk ini terletak di Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Gunung Kidul,Yogyakarta. 

Jika melalui arah dari Kota Yogyakarta, langsung saja menuju Jalan Wonosari. Ketika melewati lampu merah setelah lapangan terbang angkatan udara, ambil aja arah kanan menuju kantor kecamatan Playen. Ikuti jalan menuju pantai Ngobaran, sampai ketemu papan penunjuk jalan (di sebelah kanan jalan) Obyek Wisata Alam Air Terjun Sri Gethuk (sekitar 8 KM dari kantor kecamatan Playen). Dari papan penunjuk tersebut tinggal mengikuti jalan aspal sekitar 7 KM hingga ketemu pos retribusi

Untuk lebih jelasnya klik di sini aja.

Sejarah
Menurut cerita dari masyarakat setempat, air terjun tersebut merupakan tempat penyimpanan salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro yang berupa kethuk. Oleh karena itu disebut dengan nama Air Terjun Sri Gethuk. Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat Dusun Menggoran masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun. (sumber: yogyes.com)

Keistimewaannya?
Menurut cerita-cerita para pengunjung sih tempat ini mirip seperti Green Canyon yang ada di Pangandaran, Jawa Barat (ane sendiri mah belum pernah kesana). Tapi soal keindahan,  ane akui sangat asri, alami, dan amazing bro... Ane sendiri aja sampai berdecak kagum ketika sampai di sana.


Sungai Oya, Gunung Kidul, Yogyakarta
Green Canyon, Pangandaran, Jawa Barat
(foto pinjam dari indonesiakaya.com)

Untuk menuju air terjun dari tempat parkir kendaraan, ada dua pilihan
Pertama, menggunakan rakit yang telah disediakan oleh pengelola (menyusuri Sungai Oya menuju air terjun)
Kedua, menyusuri jalan setapak (melewati areal persawahan dan ladang milik penduduk).
(kalau ane memilih naik rakitnya aja, di samping nggak capek, pemandangan yang di tawarkanpun bikin mata fresh banget)

Tu rakitnya...

Pemandangan yang ditawarkan sungguh indah (menurut ane sih...). Alam masih hijau, pohon-pohon di kanan kiri tebing, air terjun yang indah, kucuran air di batu-batu berundak pasti akan membuat benak para pengunjung langsung mengucap "keren...". Padahal sebenarnya sih air terjun ini bukan air terjun besar seperti di Tawangmangu, melainkan hanya 3 buah air terjun kecil yang saling berdampingan, debit airnyapun berbeda-beda. 


Indah bukan?

Bosan cuma ngelihat air terjun doang? Cebur-cebur'an di Sungai Oya aja, sungai yang bening di tengah-tengah panasnya cuaca membikin segar seluruh badan bro... Anda nggak bisa berenang? disana disewakan pelampung kok, jadi santai aja. Dan nggak perlu khawatir lagi bro, di sana sudah ada guide yang mengawasi pengunjung kalau-kalau terjadi sesuatu. 


Makan dululah mas....
Nggak membawa bekal? Jangan khawatir... di tempat itu sudah ada bapak-bapak dan ibu-ibu penjual makanan kok. Ane sendiri aja sampai habis 2 bungkus nasi. Dan porsinya? ane jamin bikin kenyang di perut deh... :p










Oh iya tempat ini sangat cocok untuk menyegarkan pikiran dari kesibukan tugas-tugas ataupun untuk para penghobi fotografi lho...


Sedikit saran
Usahakan mengunjungi air terjun ini saat musim kemarau. Jika berkunjung saat musim hujan, sungainya akan berwarna coklat keruh, tidak berwarna hijau nan asri seperti saat musim kemarau. Meski air terjun masih tetap terlihat indah, namun akan beda rasanya ketika tidak menikmati hijau dan jernihnya Sungai Oya.

Bandingkan aja

Keadaan Sungai Oya ketika musim kemarau
Keadaan Sungai Oya ketika musim hujan
(foto pinjam dari travel.detik.com)
Retribusi?
Untuk tiket masuk Rp 3000,- (tiket terusan Goa Rancang Kencono)
Untuk tiket naik perahu Rp 7500,-
Parkir Motor Rp 1000,-
*14 Juni 2012
Untuk info lengkapnya dapat menghubungi pengelola: 

Kohar (+62 853 3400 5700)
Tri Harjono (+62 813 2821 6842)





Jadi kapan mau berkunjung?


GALERI FOTO
(tanpa edit)
Akses jalan menuju Air Terjun Sri Gethuk
Sembari nunggu perahu pamer tiket dulu bro....
:p
Tiket Perahu
Sri Gethuk i'm coming....

Noh air terjunnya udah kelihatan....
Bersantai sejenak 

Cebur-cebur'an cuy....
Yang keren yang di foto atau air terjunnya nih?
Sebelum pulang narsis dulu mamen...
Salam hangat dari saya
wkakakaka
:D

Selasa, 26 Februari 2013

Goa Sleman


Di entri sebelumnya pernah saya sebutkan akan adanya sebuah goa di dekat daerah Gunung Permoni yang di namakan Goa Sleman kan?

Baiklah, di entri ini akan saya bahas segala hal tentang Goa Sleman, walaupun tidak lengkap sih :p

Goa Sleman?
Bukannya Sleman itu sebuah kabupaten di Yogyakarta yang terletak di sebelah utara Kota Yogyakarta?
Kok bisa jadi di daerah Pleret sih?

Saya sendiri sih kurang tau bagaimana sejarahnya kok sampai dinamakan Goa Sleman. Tapi ketika saya cari-cari informasi tentang keberadaan goa ini ke masyarakat sekitar, mereka ada yang menyebut goa ini Goa Sleman dan ada juga yang menyebut Goa Siluman. Atau jangan-jangan nama Goa Sleman ini di dapat dari kata siluman yang oleh "ilat jowo" diplesetkan jadi kata sleman? (perkiraan yang ngaco :p)

Lha letaknya mana?
Sabar bung, ni saya kasih tau letaknya deh... Sudah pernah ke Gunung Permoni? Kalau belum baca dulu deh entri "Gowes To Pleret & Kisah Gunung Permoni".

Di tengah rimbunnya pepohonan
Suasana dalam goa
Nah kalau udah tau dimana Gunung Permoni berada, sebenarnya tinggal lurus aja ikuti jalan aspal ke arah selatan sampai kelihatan bangunan PDAM di tengah sawah. Samperin aja PDAMnya, sebelum sampai PDAM lihat ke arah kiri, tersembunyi di balik pepohonan goanya. Kalau nggak teliti bisa kelewatan tu goanya. Masih bingung juga? Klik sini aja deh (terus ngapain ane nulis panjang lebar nih?).

Istimewa emang?
Kayak gini nih atap goanya...
Nggak juga sih (ane jujur nih), hanya saja yang unik di sini adalah atap-atap goa yang mirip dengan tangga. Hal ini di sebabkan karena dulunya goa ini adalah bekas pertambangan batu putih, mirip dengan Goa Permoni, hanya saja di Goa Sleman ini tidak tergenang oleh air. Tapi bro... kata penduduk setempat goa ini dikeramatkan, katanya sih kadang untuk nyepi atau cari wangsit (jangan-jangan wangsit togel -__-"). Menurut penduduk setempat lagi, tempat ini juga di gunakan untuk upacara adat Rabu Pungkasan oleh masyarakat sekitar.



Sekian dulu ah, capek nulisnya...
(alesan, padahal gak ada infonya di internet -__-")



GALERI FOTO


Jalan menuju Goa Sleman
Nanjak bro....
Gelap amat yak?
Cari sinyal dulu dah....
Narsis neng?
Narsis with my friend
Mengagumi atau cari wangsit togel? wkakakaka
Ada makhluk astral apakah Pak Ustadz?
Angkat-angkat sepeda dulu dah...
Berpose dulu sebelum pulang

Tunggu entri ane yang selanjutnya yak.....

Engklek/Ingkling, Permainan Tradisional Yang Mulai Punah




Di tengah-tengah teknologi yang semakin maju dan berkembang, permainan tradisionalpun semakin memudar. Kini sudah sangat jarang sekali anak-anak memainkan permainan tradisional yang sudah seharusnya di lestarikan agar tidak hanya menjadi cerita saja. Permainan tradisional kini sudah tergeser oleh permainan-permainan modern yang semakin banyak dan lebih menarik di mata anak-anak. Padahal Indonesia sangat kaya akan permainan tradisionalnya, salah satunya adalah engklek.

Apa itu engklek?
Engklek adalah suatu permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang telah diberi garis pola kotak-kotak, kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya. Sebutan engklek sendiri berasal dari bahasa Jawa, dan di beberapa daerah namanya juga bermacam-macam seperti téklékingklingsundamanda / sundah-mandahjlong jlinglempengdampu, dan lain-lain tergantung daerahnya. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak perempuan, namun tak jarang juga anak laki-lakipun turut serta bermain. Mereka biasa memainkannya di pekarangan rumah, kebun, atau di tanah kosong

Sejarahnya?

Untuk sementara ini ada dua versi tentang sejarah awal mula permainan engklek.

Versi Pertama
Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari "
zondag-maandag" yang berasal dari Belanda dan menyebar ke nusantara pada zaman kolonial. (sumber: wikipedia.org)
Versi Kedua

Menurut Dr. Smpuck Hur Gronje, permainan ini berasal dari Hindustan. (sumber: aisyahinsani.wordpress.com)

Cara Mainnya?

Cara bermain engklek cukup sederhana:
Macam-macam Arena Engklek
  1. Para pemain harus melompat dengan menggunakan satu kaki di setiap kotak-kotak / petak-petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah.
  2. Untuk dapat bermain, setiap anak harus mempunyaigacuk yang biasanya berupa pecahan genting / kreweng, keramik lantai, ataupun batu yang datar.
  3. Gacuk dilempar ke salah satu petak yang tergambar di tanah, petak dengan gacuk yang sudah berada diatasnya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak-petak yang ada.
  4. Pemain tidak diperbolehkan untuk melemparkan gacuk  hingga melebihi kotak  atau petak yang telah disediakan. Jika ada pemain yang melakukan kesalahan tersebut maka pemain tersebut akan dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya.
  5. Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara membelakangi engkleknya, jika gacuk jatuh tepat pada salah satu petak maka petak tersebut akan menjadi daerah kekuasaan pemain. Kemudian pada petak tersebut, pemilik sawah boleh menginjak petak dengan dua kaki, sedangkan pemain lain tidak boleh menginjak petak tersebut selama permainan. Pemain yang memiliki sawah paling banyak adalah pemenangnya.

Manfaatnya?
Manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini antara lain adalah: 
  1. Kemampuan fisik menjadi kuat karena dalam permainan engklek di haruskan untuk melompat – lompat. 
  2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
  3. Dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama.
  4. Mengembangkan kecerdasan logika. Permainan engklek melatih untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya
  5. Dapat menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.
Berminat untuk mencobanya? (Kenapa tidak?)

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai bangsa Indonesia untuk terus menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita sendiri.

JIKA BUKAN KITA LALU SIAPA LAGI ?