WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
SUARA BERADUNYA PEDANG terdengar berkepanjangan di lereng bukit Cemoro Sewu padahal hari masih gelap dan udara mencucuk dingin. Binatang hutanpun menyingkir ketakutan. Karena yang terdengar bukan hanya suara beradunya senjata tajam itu namun juga ada bentakan - bentakan serta hentakan-hentakan kaki yang menggetarkan tanah.
Siapa yang pagi-pagi buta telah saling baku hantam seolah-olah tidak ada waktu menyelesaikan urusan di siang hari?
Di antara kerasnya suara pedang beradu tiba-tiba terdengar suara tawa mengekeh. Lalu ada orang yang bicara dalam kegelapan.
"Bagus! Bagus Wilani! Sepuluh jurus kau bisa bertahan, sepuluh jurus kau balas, mendesak!
Bagus! Ilmu pedangmu sudah cukup matang! Yang penting kini adalah berlatih terus!"
"Terima kasih untuk pujian itu kakek guru! Semua itu berkat gemblengan yang kakek guru berikan!"
Ternyata di lereng bukit Cemoro Sewu itu bukan terjadi perkelahian, melainkan seora
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #57 : Nyawa Yang Terhutang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Ide terciptanya blog ini adalah ketika mendengar istilah sarno di masyarakat sekitar. Namun SarNo di sini bukan berarti "saraf'e keno", namun SarNo disini adalah sebuah singkatan dari kata "Sarwo Ono". "Sarwo" yang berarti serba dan "Ono" yang berarti ada. Walaupun di blog ini belum banyak postingan sehingga mungkin akan membuat kekecewaan di benak para pembaca, namun kami berharap ke depannya blog ini akan memuat lebih banyak informasi yang sekiranya bermanfaat di masyarakat. Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar