Jumat, 14 Juni 2013

Menantang Maut Di Goa Langse


Anda seorang penjelajah alam? Atau mungkin pemburu fotografi sejati?
Berani mencoba tantangan yang satu ini?
Yup, Goa Langse namanya...
Goa yang satu ini jelas berbeda dari goa-goa lainnya. Tidak seperti Goa Permoni, Goa Sleman, atau Goa Slarong. Mau tau kenapa? Simak deh tulisan ane di bawah ini nih...

Menantang Maut?
Buju buset... Serem dah kalau nyemplung...
(foto pinjam dari rumputilalang09.blogspot.com)
Yo'i broo...
Menantang maut, Kenapa ane kasih judul menantang maut?
Karena untuk menuju Goa Langse anda harus sangat-sangat membutuhkan keberanian yang lebih. Pertama-tama anda akan menerobos hutan (tidak mirip hutan sih sebenarnya) yang disebut "Alas Gupit", kemudian anda diharuskan menuruni tebing yang curam menggunakan tangga yang sudah di sediakan pengelola. Kemudian anda akan merayap-rayap dengan bantuan tongkat yang telah di ikatkan di tebing ataupun akar pohon, sehabis itu kata orang jawa sih anda harus meniru laku cecak di Batu Gedeg, dan harus merayap lagi di Bokong Semar sebelum sampai ke mulut gua. 


Jangan di remehin, lihat dulu resikonya men...
Saat merayap di tebing yang nyaris tegak lurus yang tingginya kurang lebih 400 meter itu bahayanya sangat luar biasa cuy... Jika jatuh udah hampir dipastikan nyawa tak tertolong. Ombak yang sangat ganas di bawah, serta batu karang yang runcing siap menyambut apa saja yang terlepas dari atas.
Masih berani mencoba?

Tapi santai saja broo...
Seiring majunya zaman pastilah ada perkembangan fasilitas disana dong... Contohnya saja, menurut cerita para orang tua, dulu akses untuk menuju Goa Langse hanya bergelayutan di akar-akar pohon!!! Serem gak tuh? Berhubung akses cukup berbahaya akhirnya di ganti deh dengan tangga bambu. Kemudian di ganti lagi deh dengan besi yang di tancapkan di dinding-dinding tebing. Dan untungnya sekarang sudah memakai tangga yang terbuat dari kayu kokoh yang di cor dengan semen. Jadi lumayan amanlah... 

Tapi waspada sangat diharuskan lho, teledor dikit, kepeleset, jatuh, melayang deh nyawa kesayangan... :p

Tangga bambu
(foto pinjam dari rumputilalang09.blogspot.com)

Tangga kayu
(lumayan aman dah)

 Ada sejarahnya?
Menurut detik.com sih kata "Langse" itu kependekan dari tilase (bekas). Goa ini dipercayai oleh masyarakat bekas tempat bertapanya Panembahan Senopati maupun Sunan Kalijogo, dua tokoh sentral dalam spiritualitas Jawa. Mungkin itulah yang menjadikan daerah ini dianggap sebagai kawasan sakral, dan siapa saja yang habis memasuki kawasan ini katanya sih bakal mendapat penghargaan dari masyarakat Jawa, dianggap sebagai orang hebat bung!!! Kalau menurut ane sih jelas hebatlah, sekarang aja buat menuju TKP susahnya minta ampun gitu, apalagi dulu...

Ada apa aja di Goa Langse?

Sebenarnya tempat ini bukanlah tempat wisata senang-senang seperti Air Terjun Sri Gethuk, Air Terjun Banyunibo, ataupun Pantai Glagah. 

Menurut cerita dari simbah yang mendiami goa tersebut, tempat ini adalah tempat untuk mencari ketenangan diri, mencari hidayah dari Gusti Ingkang Moho Kuwoso, dan tempat untuk melancarkan hal-hal yang berkaitan dengan duniawi (bukan berarti mencari pesugihan lho ya). Seperti ketika ane datang kesana, terlihat beberapa orang yang sedang melakukan kegiatan ibadah, berdzikir, menenangkan diri dengan melihat lautan luas, dan lain-lain. 


Mencari ketenangan diri
(foto pinjam dari mucunabotanicalgarden.blogspot.com)

Ketika ane tanya sama simbah tadi berapa lama orang-orang ini di tempat ini, ane agak terperanjat juga. Why? (halah sok inggris) Kata simbah, "ingkang wonten mriki niku nggeh dho nginep mas, wonten sek kaleh wulan, tigang wulan. Nggeh niku wau kagem nyenyuwun kelancaran rezeki marang Gusti mas" yang artinya kayak gini nih "yang disini tu ya menginap mas, ada yang dua bulan, tiga bulan. Ya itu tadi buat minta kelancaran rezeki kepada Tuhan mas". Dalam hati ane kaget juga, sampe di rela-relain nginep bulanan gitu, tapi ya namanya juga kepercayaan masing-masing, apa boleh buat...





Terus di sini juga ada warung lho... Tak lain penjualnya ya simbah itu tadi, tapi jangan kaget dengan harganya. Kami saja yang cuma memesan empat gelas teh saja harganya Rp 15.000,-. Tapi untuk tempat sesulit itu harga yang wajarlah sih sebenarnya, apalagi itu bukan cuma empat gelas, melainkan 1 teko!!!

Kalau anda berminat memasuki goa, pemandangan yang di suguhkan yaitu "gelap gulita". Karena di goa ini tidak ada yang namanya listrik maupun lampu penerangan. Di dalam goa juga tercium bau menyengat dupa dan bunga-bunga'an bekas sesaji para pertapa. Yang agak membikin ane terkesan sih adanya stalagmit (atau stalagnit ya?) yang bergemerlapan bagaikan kilauan permata. It's amazing cuy...


Pemandangan di dalam goa
(foto pinjam dari rumputilalang09.blogspot.com)
Nah bagi para penggemar sunset, anda disini tak bakal kecewa deh...
Pemandangannya so amazing, ane jamin gak bakal bikin kecewa deh (kecuali pas cuaca buruk tentunya).
Oh iya, di kawasan ini ternyata sudah ada kamar mandi, toilet, dan gardu pandangnya juga lho...

Sunset yang indah dari goa langse
(foto pinjam dari sandstyle.merapi-live.com)


Letaknya dimana? 
Goa Langse ini tepatnya ada di Desa Girirejo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta. Nah... Kalau anda ke Pantai Parangtritis, coba deh anda menyusuri pesisir pantai sampai ujung sebelah timur, sesampainya disana pasti anda akan melihat sebuah pendopo kecil beratap warna biru di atas karang. Di situlah letak Goa Langse yang akses jalannya sangat ekstrem tersebut.

Akses jalannya? Gampang saja sih...
Jalan menuju parkiran Goa Langse
Jika anda dari kota Yogyakarta, anda langsung saja menuju ke Pantai Parangtritis. Nah, ketika anda memasuki TPR Pantai Parangtritis anda lurus saja mengikuti jalan aspal sampai naik ke perbukitan. Saat anda naik ke perbukitan tersebut, sering-seringlah menengok kanan jalan, nantinya akan ada papan petunjuk yang bertuliskan "Landas Paralayang". Ikuti jalan tersebut sampai di parkiran Landas Paralayang, nah dari sini anda tinggal pilih saja, mau jalan kaki atau naik kendaraan. 

Jika anda mau naik kendaraan, silahkan cek dulu deh kesehatan kendaraan anda (dan juga bahan bakarnya), karena akses jalan untuk menuju parkiran Goa Langse tersebut masih berbatu-batu dan juga selama perjalanan nanti tidak ada tu yang namanya bengkel ataupun tukang tambal ban. Jadi bersiap-siap aja nuntun kalau nantinya ada apa-apa. :p

Kalau anda mau jalan kaki, bersiaplah membawa bekal yang cukup. Sebenarnya sih perjalanan untuk sampai ke tempat pengisian buku tamu hanya sejauh 750 meter saja, nantinya anda akan menyusuri jalan setapak di antara rerimbunan ladang yang lumayan bikin fresh isi kepala. Tapi kenapa saya menganjurkan untuk membawa bekal? Anda kan jalan kaki menuju tempat buku tamu tersebut, lha nantinya anda harus  turun tebing yang bakal sangat-sangat menguras tenaga, belum lagi nanti naiknya lagi, belum nanti perjalanan pulang dari tempat pengisian buku tamu sampai parkiran Landas Paralayang. Jauh juga kan? makanya lebih baik anda mempersiapkan bekal yang cukup deh buat perjalanan nanti...

Masih bingung juga men? Seperti biasanya.. klik disini aja...

Oh iya, sebelum menuju ke goa, anda akan diminta mengisi buku tamu dan memberi donasi bagi perawatan goa. Kalau pas ane kesana sih kami di mintai Rp 5000,-/orangnya. Angka yang cukup wajarlah untuk pengalaman yang seru kayak gitu. Tapi kalau sekarang entahlah...




Galeri Foto

Goa Langse? I'm coming !!!


Lelah broo...

Berani?

Parangtritis noh...

Istirahat sejenak

1 teko 15 ribu mamen...

Menikmati indahnya senja bertemankan teh hangat

Inikah para "penghuni" Goa Langse? :D

Batu yang gemerlapan bagaikan permata

Bercanda sejenak sebelum pulang

Simbah penghuni Goa Langse
bukan "penghuni" lho ya....

Huwah... capeknya....

Berani mencoba? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar